Kepemimpinan – Part 1
Dalam landasan kepemimpinan Sri Rama, memberikan ajaran landasan kepemimpinan kepada adiknya Sang Beratha, yang disebut dengan Asta Berata, delapan landasan untuk pijakan sebagai seorang pemimpin, yaitu :
1. Indra Berata :
Seorang pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Sang Hyang Indra sebagai dewanya hujan, dimana sumber kemakmuran adalah air, mampu menghidupi manusia, binatang dan tumbuhan. Jadi yang dimaksud adalah kepemimpinan itu agar memperjuangkan kesejahteraan/kemakmuran masyarakatnya.
2. Yama Berata :
Seorang pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Sang Hyang Yama yaitu mengatur tegaknya Darma demi keadilan yang menjatuhkan hukuman menurut kesalahan yang diperbuat dan benar-benar secara obyektif tanpa pandang bulu, siapapun orangnya.
3. Surya Berata :
Seorang pemimpin hendaknya memberi penerangan secara menyeluruh kepada masyarakat dengan tidak memandang derajat dan pilih kasih serta selalu memberikan spirit yang membangun kepada semua rakyatnya.
4. Candra Berata :
Seorang pemimpin hendaknya selalu memperlihatkan wajahnya yang tenang dan berseri-seri kepada masyarakat, sehingga rakyat penuh simpatik melihat pemimpinnya sangat dihormati dapat mendidik mental masyarakatnya dan membangun hal-hal positif seperti tempat-tempat rekreasi yang bisa menyenangkan hati masyarakatnya.
5. Bayu Berata :
Seorang pemimpin hendaknya mengetahui atau bisa menyelidiki keadaan dan kehendak masyarakat secara keseluruhan, oleh karenanya pemimpin harus mengingat gerakan angin, dimana ada tekanan yang rendah kesanalah angin bertiup membawa kesegaran dan kenyamanan, yang mana juga supaya pemimpin memperkuat badan keamanannya sehingga tidak dianggap lemah dalam mempertahankan negaranya.
6. Kuwera Berata :
Seorang pemimpin hendaknya tahu mempergunakan dana/uang negara seefisien mungkin dan seproduktif mungkin agar jangan terjadi pemborosan-pemborosan yang kurang bermanfaat dan harus mengutamakan kebutuhan yang primer serta benar-benar jujur sehingga tidak ada kolusi, korupsi, dan nepotisme.
7. Baruna Berata :
Seorang pemimpin hendaknya berusaha melenyapkan segala penyakit masyarakat, seperti : kekacauan politik, ekonomi, ketertiban sosial di masyarakat sehingga bisa terwujud “sutreptening” negara.
8. Agni Berata :
Seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat ksatria, pemberani dalam menghadapi segala rintangan dan senantiasa sanggup untuk bisa membakar semangat rakyat dalam mengadakan pembangunan baik material maupun spiritual dan juga pembangunan baik dalam rohani maupun jasmani.
1. Indra Berata :
Seorang pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Sang Hyang Indra sebagai dewanya hujan, dimana sumber kemakmuran adalah air, mampu menghidupi manusia, binatang dan tumbuhan. Jadi yang dimaksud adalah kepemimpinan itu agar memperjuangkan kesejahteraan/kemakmuran masyarakatnya.
2. Yama Berata :
Seorang pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Sang Hyang Yama yaitu mengatur tegaknya Darma demi keadilan yang menjatuhkan hukuman menurut kesalahan yang diperbuat dan benar-benar secara obyektif tanpa pandang bulu, siapapun orangnya.
3. Surya Berata :
Seorang pemimpin hendaknya memberi penerangan secara menyeluruh kepada masyarakat dengan tidak memandang derajat dan pilih kasih serta selalu memberikan spirit yang membangun kepada semua rakyatnya.
4. Candra Berata :
Seorang pemimpin hendaknya selalu memperlihatkan wajahnya yang tenang dan berseri-seri kepada masyarakat, sehingga rakyat penuh simpatik melihat pemimpinnya sangat dihormati dapat mendidik mental masyarakatnya dan membangun hal-hal positif seperti tempat-tempat rekreasi yang bisa menyenangkan hati masyarakatnya.
5. Bayu Berata :
Seorang pemimpin hendaknya mengetahui atau bisa menyelidiki keadaan dan kehendak masyarakat secara keseluruhan, oleh karenanya pemimpin harus mengingat gerakan angin, dimana ada tekanan yang rendah kesanalah angin bertiup membawa kesegaran dan kenyamanan, yang mana juga supaya pemimpin memperkuat badan keamanannya sehingga tidak dianggap lemah dalam mempertahankan negaranya.
6. Kuwera Berata :
Seorang pemimpin hendaknya tahu mempergunakan dana/uang negara seefisien mungkin dan seproduktif mungkin agar jangan terjadi pemborosan-pemborosan yang kurang bermanfaat dan harus mengutamakan kebutuhan yang primer serta benar-benar jujur sehingga tidak ada kolusi, korupsi, dan nepotisme.
7. Baruna Berata :
Seorang pemimpin hendaknya berusaha melenyapkan segala penyakit masyarakat, seperti : kekacauan politik, ekonomi, ketertiban sosial di masyarakat sehingga bisa terwujud “sutreptening” negara.
8. Agni Berata :
Seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat ksatria, pemberani dalam menghadapi segala rintangan dan senantiasa sanggup untuk bisa membakar semangat rakyat dalam mengadakan pembangunan baik material maupun spiritual dan juga pembangunan baik dalam rohani maupun jasmani.
<< Home